Most View

Penjelasan mengapa $1^\infty$ tak tentu

Gambar
  Misakan ambil beberapa bentuk yang dapat dibentuk menjadi $1^\infty$ yaitu 1. $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x}$. 2. $\lim_{x \rightarrow \infty}(1-\frac{1}{x})^{x}$. 3. $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x^{2}}$. Dengan menggunakan Teorema L'Hopital yaitu Aturan L'hospital 1 pada Analisis Riil berbunyi:  Misalkan  , misalkan terdiferensiasi pada dan   untuk semua   yaitu jika  , maka  jika  , maka  Selanjutnya akan dicari ketiga nilai dari limit tersebut. 1. akan dicari nilai dari $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x}$ yaitu $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x}=\lim_{x \rightarrow \infty}e^{ln((1+\frac{1}{x})^{x})}$ $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x}=\lim_{x \rightarrow \infty}e^{xln(1+\frac{1}{x})}$ $\lim_{x \rightarrow \infty}(1+\frac{1}{x})^{x}=e^{\lim_{x \rightarrow \infty}(xln(1+\frac{1}{x}))}$ selanjutnya akan dicari $\lim_{x \rightarrow \infty}(xln(1+\frac{1}{x}))$ yaitu $\lim_{x \rightarrow \infty}(xln(1+\frac

Makalah Agama Islam: Perkembangan Islam pada Masa Kejayaan

PERKEMBANGAN ISLAM PADA 

MASA KEJAYAAN  






KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena berkat dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 2 September 2015



penyusun




DAFTAR ISI

BAB I: PEMBAHASAN
a. Menelaah perkembangan islam pada masa kejayaan..........................................................................1
b. Mendeskripsikan perkembangan islam pada masa kejayaan..............................................................2
c. Hikmah dan perilaku yang diambil dari perkembangan islam pada masa kejayaan...........................3
d. Kesimpulan.........................................................................................................................................4







BAB I

PEMBAHASAN

A. Menelaaah perkembangan islam pada masa kejayaan

1. Waktu perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Perkemabangan islam pada masa kejayaan terjadi pada tahun 750-1258 M. Lebih dari 500 taun umat islam pernah berada pada masa kejayaan. Dikatakan masa kejayaan islam karena pada rentang waktu tersebut, umat islam menguasai dunia dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan lain-lain.

2. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan islam pada masa kejayaan
Masa kejayaan islam tidak terjaid dengan sendirinya . ada faktor pendorong yang mempengaruhi kejayaan islam diantaranya

a. Dorongan semangat membaca (Iqra)
Umat islam pada masa kejayaan sangan memahami bahwa hanya dengan membaca, umat islam melek dalam segala hal. Kesadaran ini tumbuh dan berkembang oleh pemahaman bahwa allah swt meberikan wahyu oertama kali kepada nabi Muhammad saw, yakni
 Qs. Al-Alaq/96 :1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ١
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٢
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
قْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ٣
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ٤
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ٥
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut mendorong umat islam untuk mebaca, sehingga membaca menjadi bagiajn drai udaya islam . membaca teks berarti membaca dan memahami teks yang terdapat di teks. Dengan sikap tekum membaca maka akan menjadi manusia yang cerdas dan tinggi derajatnya akan diangkat oleh allah. Sesuai dengan firmah allah Qs Al – Mujadalah/58:11
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Muj±dalah/58: 11)
Dewasa ini minat baca umat islam terutama pelajar masih rendah, sehingga umat islam dalam banyak hal kurang kontribusi ynag menggermbirakan terhadap kehidupan manusia didunia. Saat ini banyak umat islam dibawah garis kemiskinan & kebodohan

b. Ilmu berasaskan tauhid
Semua ilmu bersumber dari kitab suci al quran. Ilmu kitab suci alquran lahir melalui pemahaman umat islam yang verdas dalam berpikir terhadap seruan alquran, ssehingga lahirlah berbagai macam ilmu sesuai dengan masing-masing pribadi dalam merespon seruan ayat. Sehingga alquran induk & sumber lahirnya berbagai ilmu.
Misi utama dakwah islam yang bersumber dari alquran adalah menyeru kepada manusia untuk mnegesahkan allah swt, agar manusia dapat sukses dan selamat dan sukses dunia akhirat ketika mengemban amanah sebagai khalifah allah swt dimuka bumi.
Demikian halnya dengan ilmu, semua ilmu harus membekali dan membimbng manusia untuk mengesahkan allah swt. Sesuai dengan firman allah Qs Az Zariya/51 : 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
Dengan demikian, semua ilmu harus berasaskan tauhid, artinya membimbing dan mendorong manusia mengesahkan allah.

c. Panduan alquran & sunah
Alquran dan sunah merupakan sumber yang tidak pernah kering, sumber itu mencakup dalam segala hal, termasuk ilmu pengetahuan. Orang yang menjadikan Alquran dan sunah sebagaipamduan hidup maka akan selamat, aman, damai, bahagia dimanapun beraada. Sebaliknya, meninggalkan alquran & sunah sebagai panduan hidup maka akan terbelakang, ketinggalan jaman & celaka dimanapun berada.

d. Keterbukaan & kreativitas umat islam
Sebagai seorang pelajar maka kita hendakanya senantiasa memupuk sikap kreativitas, sehingga terbiasa berfikir dan berperilaku yang mampu mendatangkan manfaatkepada banyak pihak. Firman allah swt dalam Qs Ali Imran/3 :190-191
(190)إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ
(191)رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk, dan dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau! Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

e. Gerakan penerjemah
Salah satu lahirnya ilmuan islam pada masa kejayaan adalah gerakan penerjemah. Umat islam berlomba-lomba untuk melakukan kegiatan penerjemah literatur asing kedalam bahasa arab, sehingga umat islam dapat mengambil isi dan kandungan ilmu dari literatur tersebut.
Gerakan penerjemah ini terjadi secara semarak pada masa khalifah Al-Rasyid dan khalifah Al-Makmun. khalifah Al-Rasyid dan khalifah Al-Makmun selalu mendorong umat islam agar selalu melakukan kegiatan penerjemah dan kegiatan keilmuan lain dengan imbalan yang tinggi.

B. Mendeskripsikan perkembangan islam pada masa kejayaan

1. Kebijakan Khalifah
Kebijakan khalifah daulah abbasiyah lebih menekankan pada perluasaan wilayah, para khalifah lebih memperioritaskan pada penekanan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam. Daulah Bani Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H / 750 M oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas merupakan kelanjutan dari pemerintahan Daulah Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Gerakan bani Abbas pada waktu itu yang dipimpin oleh Ibrahim Al Imam melakukan gerakan diam-diam atau rahasia yang berpusat di Khurasan. Dengan pimpinan panglima perang yang bernama Abu Muslim Al Khusrasany, Bani Abbas dapat menguasai daerah Khurasan dan Kufah. Setelah Kufah dapat dikuasai sepenuhnya, diangkatlah Abul Abbas menjadi Khalifah pertama pada tahun 132 H / 750 M. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Daulah Bani Umayyah pada saat itu. Dinamakan kekhalifahan Daulah Abbasiyah, karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Bani Abbas, paman Nabi Muhammad SAW.
Masa Kedaulatan Abbasiyah berlangsung selama 508 tahun, sebuah rentang sejarah yang cukup lama dalam sebuah peradaban. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode: (1) Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama; (2) Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama; (3) Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua; (4) Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua; (5) Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.
Tidak seperti pada periode Umayyah, Periode pertama Daulat Abbasiyah lebih memprioritaskan pada penekanan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Fakta sejarah mencatat bahwa masa Kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada bidang sains, teknologi dan filsafat. Pada saat itu dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh Kekhilafahan Islam.
Masa sepuluh Khalifah pertama dari Daulat Abbasiyah merupakan masa kejayaan (keemasan) peradaban Islam, dimana Baghdad mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. Secara politis, para khalifah betul-betul merupakan tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada masa sepuluh Khalifah pertama itu, puncak pencapaian kemajuan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (786-809 M). Harun Al-Rasyid adalah figur khalifah shaleh ahli ibadah; senang bershadaqah; sangat mencintai ilmu sekaligus mencintai para ‘ulama; senang dikritik serta sangat merindukan nasihat terutama dari para ‘ulama. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan penerjemahan berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, yang salah satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebagai pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Harun Al-Rasyid juga menggunakan kekayaan yang banyak untuk dimanfaatkan bagi keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat yang tak tertandingi.
Terjadinya perkembangan lembaga pendidikan pada masa Harun Al Rasyid mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.
Pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama juga lahir para imam mazhab hukum yang empat hidup Imam Abu Hanifah (700-767 M); Imam Malik (713-795 M); Imam Syafi'i (767-820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M).
Pencapaian kemajuan dunia Islam pada bidang ilmu pengetahuan tersebut tidak terlepas dari adanya sikap terbuka dari pemerintahan Islam pada saat itu terhadap berbagai budaya dari bangsa-bangsa sebelumnya seperti Yunani, Persia, India dan yang lainnya. Gerakan penterjemahan yang dilakukan sejak Khalifah Al-Mansur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid berimplikasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika dan sejarah.
Menurut Demitri Gutas proses penterjemahan di zaman Abbasiyah didorong oleh motif sosial, politik dan intelektual. Ini berarti bahwa para pihak baik dari unsur masyarakat, elit penguasa, pengusaha dan cendekiawan terlibat dalam proses ini, sehingga dampaknya secara kultural sangat besar.
Gerakan penerjemahan pada zaman itu kemudian diikuti oleh suatu periode kreativitas besar, karena generasi baru para ilmuwan dan ahli pikir muslim yang terpelajar itu kemudian membangun dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya untuk mengkontribusikannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Menurut Marshall, proses pengislaman tradisi-tradisi itu telah berbuat lebih jauh dari sekadar mengintegrasikan dan memperbaiki, hal itu telah menghasilkan energi kreatif yang luar biasa. Menurutnya, periode kekhalifahan dalam sejarah Islam merupakan periode pengembangan di bidang ilmu, pengetahuan dan kebudayaan, dimana pada zaman itu telah melahirkan tokoh-tokoh besar di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Farabi. Berbagai pusat pendidikan tempat menuntut ilmu dengan perpustakaan-perpustakaan besar bermunculan di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo, Baghdad, Damaskus, dan Bukhara, dimana pada saat yang sama telah mengungguli Eropa yang tenggelam dalam kegelapan selama berabad-abad. Kehidupan kebudayaan dan politik baik dari kalangan orang Islam maupun non-muslim pada zaman kekhilafahan dilakukan dalam kerangka Islam dan bahasa Arab, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan agama dan suku yang plural.
Pada saat itu umat Islam telah berhasil melakukan sebuah akselerasi, jauh meninggalkan peradaban yang ada pada saat itu. Hidupnya tradisi keilmuan, tradisi intelektual melalui gerakan penerjamahan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan penyelidikan yang didukung oleh kuatnya elaborasi dan spirit pencarian, pengembangan ilmu pengetahuan yang berkembang secara pesat tersebut, mengakibatkan terjadinya lompatan kemajuan di berbagai bidang keilmuan yang telah melahirkan berbagai karya ilmiah yang luar biasa.
Menurut Oliver Leaman proses penterjemahan yang dilakukan ilmuwan muslim tidak hanya menterjemahkan karya-karya Yunani secara ansich, tetapi juga mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam. Proses asimilasi tersebut menurut Thomas Brown terjadi ketika peradaban Islam telah kokoh. Sains, filsafat dan kedoketeran Yunani diadapsi sehingga masuk kedalam lingkungan pandangan hidup Islam. Proses ini menggambarkan betapa tingginya tingkat kreativitas ilmuwan muslim sehingga dari proses tersebut telah melahirkan pemikiran baru yang berbeda sama sekali dari pemikiran Yunani dan bahkan boleh jadi asing bagi pemikiran Yunani.
Pada masa-masa permulaan perkembangan kekuasaan, Islam telah memberikan kontribusi kepada dunia berupa tiga jenis alat penting yaitu paper (kertas), compass (kompas) and gunpowder (mesiu). Penemuan alat cetak (movable types) di Tiongkok pada penghujung abad ke-8 M dan penemuan alat cetak serupa di Barat pada pertengahan abad 15 oleh Johann Gutenberg, menurut buku Historians’ History of the World, akan tidak ada arti dan gunanya jika Bangsa Arab tidak menemukan lebih dahulu cara-cara bagi pembuatan kertas.
Pencapaian prestasi yang gemilang sebagai implikasi dari gerakan terjemahan yang dilakukan pada zaman Daulat Abbasiah sangat jelas terlihat pada lahirnya para ilmuwan muslim yang mashur dan berkaliber internasional seperti : Al-Biruni (fisika, kedokteran); Jabir bin Hayyan (Geber) pada ilmu kimia; Al-Khawarizmi (Algorism) pada ilmu matematika; Al-Kindi (filsafat); Al-Farazi, Al-Fargani, Al-Bitruji (astronomi); Abu Ali Al-Hasan bin Haythami pada bidang teknik dan optik; Ibnu Sina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern; Ibnu Rusyd (Averroes) pada bidang filsafat; Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi). Mereka telah meletakkan dasar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:

  • Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina;
  • Al-Battani (Al-Batenius), seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan;Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae;
  • Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan trigonometri).
Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa.
Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab.
Sebelum Islam datang, menurut Gustav Le Bon, Eropa berada dalam kondisi kegelapan, tak satupun bidang ilmu yang maju bahkan lebih percaya pada tahayul. Sebuah kisah menarik terjadi pada zaman Daulat Abbasiah saat kepemimpinan Harun Al-Rasyid, tatkala beliau mengirimkan jam sebagai hadiah pada Charlemagne seorang penguasa di Eropa. Penunjuk waktu yang setiap jamnya berbunyi itu oleh pihak Uskup dan para Rahib disangka bahwa di dalam jam itu ada jinnya sehingga mereka merasa ketakutan, karena dianggap sebagai benda sihir. Pada masa itu dan masa-masa berikutnya, baik di belahan Timur Kristen maupun di belahan Barat Kristen masih mempergunakan jam pasir sebagai penentuan waktu.
Bagaimana kondisi kegelapan Eropa pada zaman pertengahan (Abad 9 M) bukan hanya pada aspek mental-dimana cenderung bersifat takhayul, demikian pula halnya dalam aspek fisik material. Hal ini sebagaimana digambarkan oleh William Drapper:
“Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur di seluruh dunia, dimana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah di tepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad 15 M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya ke dalam lumpur”.
Menurut Philip K. Hitti, jarak peradaban antara kaum muslimin di bawah kepemimpinan Harun Al-Rasyid jauh melampaui peradaban yang ada pada orang-orang Kristen pimpinan Charlemagne.
Pertengahan abad 9 M peradaban Islam telah meliputi seluruh Spanyol. Masuknya Islam ke Spanyol yaitu setelah Abdur Rahman ad-Dakhil (756 M) berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Andalusia.
Melalui Spanyol, Sicilia dan Perancis Selatan yang berada langsung di bawah pemerintahan Islam, peradaban Islam memasuki Eropa. Bahasa Arab menjadi bahasa internasional yang digunakan berbagai suku bangsa di berbagai negeri di dunia. Baghdad di Timur dan Cordova di Barat, dua kota raksasa Islam menerangi dunia dengan cahaya gilang-gemilang. Sekitar tahun 830 M, Alfonsi-Raja Asturia telah mendatangkan dua sarjana Islam untuk mendidik ahli warisnya. Sekolah Tinggi Kedokteran yang didirikan di Perancis (di Montpellier) dibina oleh beberapa orang Mahaguru dari Andalusia. Keunggulan ilmiah kaum muslimin tersebar jauh memasuki Eropa dan menarik kaum intelektual dan bangsawan Barat ke negeri-negeri pusatnya. Diantara mereka terdapat Roger Bacon (Inggeris); Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Perancis pertama dengan gelar Sylvester II, selama 3 tahun tinggal di Todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia dan ilmu lainnya dari para sarjana Islam.
Tidaklah mengherankan, karena pada saat kekhilafahan Islam berkuasa saat itu Spanyol menjadi pusat pembelajaran (centre of learning) bagi masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu, dan dari negeri tersebut muncul nama-nama ‘ulama besar seperti Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al-Muwafaqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh; Ibnu Hazm Al-Andalusi pengarang kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, sebuah kitab tentang perbandingan sekte dan agama-agama dunia, dimana bukti tersebut telah mengilhami penulis-penulis Barat untuk melakukan hal yang sama.
Di Andalusia (Spanyol bagian Selatan), berbagai universitasnya pada saat itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa Katolik dari Perancis, Inggeris, Jerman dan Italia. Pada masa itu, para pemuda Kristen dari berbagai negara di Eropa dikirim berbondong-bondong ke sejumlah perguruan tinggi di Andalusia guna menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari para ilmuwan muslim. Adalah Gerard dari Cremona; Campanus dari Navarra; Aberald dari Bath; Albert dan Daniel dari Morley yang telah menimba ilmu demikian banyak dari para ilmuwan muslim, untuk kemudian pulang dan menggunakannya secara efektif bagi penelitian dan pengembangan di masing-masing bangsanya. Dari sini kemudian sebuah revolusi pemikiran dan kebudayaan telah pecah dan menyebarluas ke seluruh masyarakat dan seluruh benua. Para pemuda Kristen yang sebelumnya telah banyak belajar dari para ilmuwan muslim, telah berhasil melakukan sebuah transformasi nilai-nilai yang unggul dari peradaban Islam yang kemudian diimplementasikan pada peradaban mereka (Barat) yang selanjutnya berimplikasi terhadap kemajuan diberbagai bidang ilmu pengetahuan.
Semaraknya pengembangan ilmu dan pengetahuan di dunia Islam diindikasikan dengan banyaknya perpustakaan tersebar di kota-kota dan negeri-negeri Islam yang jumlahnya sangat fantastis. Sejarah mencatat, perpustakaan di Cordova pada abad 10 Masehi mempunyai 600.000 jilid buku. Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo mempunyai 2.000.000 jilid buku. Perpustakaan Al Hakim di Andalusia mempunyai berbagai buku dalam 40 kamar yang setiap kamarnya berisi 18.000 jilid buku. Perpustakaan Abudal Daulah di Shiros (Iran Selatan) buku-bukunya memenuhi 360 kamar. Sementara ratusan tahun sesudahnya (abad 15 M), menurut catatan Catholik Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury yang merupakan perpustakaan dunia Barat yang paling kaya saat jumlah bukunya tidak melebihi 1.800 jilid buku.
Sejarah juga mencatat bahwa Uskup Agung Raymond di Spanyol mendirikan Badan Penterjemah di Todelo yang ditujukan guna menterjemahkan sebagian besar karangan sarjana-sarjana Muslim tentang ilmu pasti, astronomi, kimia, kedokteran, filsafat, dll, dimana waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkannya yaitu lebih dari satu setengah abad (1135-1284 M).
Dari pusat-pusat peradaban Islam yang meliputi Baghdad, Damaskus, Cordova, Sevilla, Granada dan Istanbul, telah memancarkan sinar gemerlap yang menerangi seluruh penjuru dunia terlebih Cordova, Sevilla, Granada yang merupakan bagian dari kekuasaan Islam di Spanyol telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap tumbuh dan berkembangnya peradaban modern di dunia Barat.

2. Respon umat islam
Semua kebijakan para khalifah untuk membangun sebuah peradaban dan gerakan berpikir maju, cepat direspon, oleh umat islam dengan respon yang sangat tinggi. Bentuk respon tersebut ditandai dengan sikap semangat yang tinggi dari umat islam untuk belajar, membaca, mencoba, dan menulis. Sehimgga pada masa daulah abbasiyah mampu melahirkan tokoh islam di berbagai bidang ilmu dan akhirnya mampu menempatkan posisi umat islam sebagai umat terbaik di dunia. Manusia yang mampu memberikan manfaat bagi manusia lain, atau mampu berperan dan bersifat rahmatan li alamin.

1. Tokoh Islam di bidangTauhid
Ilmu tauhid ialah ilmu yang mempelajari tentang keimanan atau keyakinan atau akidah.Tokoh yang terkenal di bidang ilmu tauhid adalah Abu Hasan Al-Asy’aridan Abu Mansyur Al-Maturidi.
No
Nama
Kelahiran dan kematian
Pemikiran/Hasilkarya

1.
-Abu Hasan Al-Asy’ari
- Lahir di Bashrahtahun 260 H/873 M
- Wafat di Bagdad padatahun 324 H/935 M (berumur 64 tahun)
- Bapak ilmu tauhid yang diikuti pemikirannya oleh mayoritas umat islam di dunia
- Menemukan sifat wajib Allah SWT. Ada 13 yaitu :wujud, qidam, baqa, mukhalafatullilhawadis, qiyamuhubinafsihi, wahdaniyah, qudrah, iradah, ilmu, hayat, sama’, basaar, dankalam, ditambahdengan 7 sifatmaknawiyahyaitu : qadiran, muridan, aliman, hayyan, sami’an, basiran, mutakalliman, sehinggamenjadi 20 sifatwajibbagi Allah SWT.

2.
-Abu Mansyur Al-Maturidi
- Lahir di SamarkanBashrah, tahun 238 H/852 M
- Wafatpadatahun 333 H/944 M dimakamkan di Samarkan
- Pembawa aliran tauhid dalam paham Ahlu Sunnah walJama’ah
- Diantara pemikirannya adalah :wujud Allah dapat diketahui oleh akal manusia, setiap perbuatan Allah SWT. Memiliki hikmah (tidak sia sia), Allah SWT. Dapat dilihat oleh indra manusia kelak hari kiamat, orang yang berdosa besar tidak kekal di neraka, Al-Qur’an bersifat kekal.

2. Tokoh Islam di bidangFikih
Ilmu fikih adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara beribadah dan bermuamalah. Tokoh yang paling terkenal di bidang ilmu fikih antara lain : Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali. Ajaran mereka dikenal dengan sebutan MahzabHanafi, Mahzab Maliki, MahzabSyafi’i, danMahzabHambali.
No
Nama
Kelahiran dan kematian
Pemikiran/Hasilkarya

1.
-Abu Abdillah Malik bin Anas(Imam Maliki)
- Lahir di Madinahtahun 93 H/716 M
- Wafat179 H/800 M, umur 86 tahun
- Penulis kitab Al-Muwatta (kitabhadis)
- Dalam menetapan hokum fikih, beliau berpedoman pada Al-Qur’an, hadis, ijma’ sahabat dan kemaslahatan ‘urf (adat penduduk Madinah
- Imam Malik adalah guru dari Imam Syafi’i

2.
-Nuqman bin Tsabit(Imam Hanafi)
- Lahir diKuffah, Irak, tahun 80 H/700 M
- Wafat pada tanggal 11 JumadilUla 150 H/14 Juni 767 M
- Didalam menyusun kitab fikir pemikirannya didasarkan pada kesucian (taharah), salat dan seterusnya
- Didalam menetapkan hukum Islam (fikih) bersumber dari Al-Qur’an, hadis, qiyas dan istihsan
- Menolak takliddanbid’ah yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan hadis

3.
-Muhammad IbnuIdris bin Abbas bin UsmanAsy-Syafi’i(Imam Syafi’i)
- Lahir di Ghaza, Palestina, tahun 150 H/767 M
- Wafat di Mesirtahun 204 H/819 M
- Penyusun kitab Ar-Risalah tentang ushulfikih
- Penyusun kitab Al-Umm yang berisi mazhab fikih yang baru
- Dalam menetapkan hokum fikih, Imam Syafi’i berpedoman pada Al-QUr’an, hadis, ijma’ dan qiyas

4.
-Ahmad bin HambalAsy-Syaibani (Imam Hambali)
- Lahir di Baghdad tahun 780 M
- Wafat tahun 855 M, berumur 75 tahun
- Penulis kitab Al-Musnad (kitab hadis)
- Penyusun kitab Al-Manasik, As-Sagir dan Al-Kabir, kitabAz-Zuhud, kitabAr-Radd ‘ala fahmiyahwaz Zinqidah (Bantahan kepada Jahmiyah dan Zindiqah)
- Di dalam menetapkan hukum Islam, Imam Hambali berpedoman pada Al-Qur’an, hadis, dan fatwa parasahabat

3. Tokoh Islam di bidangAkhlak (Tasawuf)
Tokoh di bidang akhlak (tasawuf) adalah tokoh yang melahirkan ilmu akhlak. Ilmu akhlak atau tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara bersikap dalam kehidupan sehari hari. Ilmu akhlak dibagi 2, ilmu akhlak atau tasawuf klasik dan ilmu akhlak atau tasawuf moderat.
a. Tokohilmuakhlak (tasawuf) klasik
No
Nama
Kelahirandankematian
Pemikiran/Hasilkarya

1.
-Abu Abdillah Al-Haris bin Asad Al-Basri Al-Bagaldid Al-Muhasibi (Al-Muhasibi)
- Lahir di Basrah (Irak) tahun 165 H/718 M
- Wafatdi Basrah (Irak) 243 H/857 M
- Tokohsufisme yang memadukan antara filsafat dengan teologi
- Gurunya Imam Al-Junaidi Al-Baghdadi
- Hasil karyanya berjudul Ri’ayahlihuquqillah (praktik kehidupan spiritual)

2.
-Abdul Qadir Al-Jilani
- Lahir di desaJilan Persia tahun 1077 M
- Wafattahun 1166 di Baghdad Irak
- Pendiri tariqat Qadriyah (sebagai tariqat yang berdiri pertama kali dengan melalui bimbingan guru tariqat yang disebut Mursyid)
- Hasil karayanya adalah FutuhulGaib (menyingkap kegaiban)

3.
-Abu AL-Mugis Al-Husain ibn Mansur ibn Muhammad Al-Baidawi (Al Hallaj)
- Lahirdi Thus Persia (Iran) tahun 244 H/857 M
- Wafattahun 857 H/932 M
- Seorang sufi yang dituduh musyrik oleh khalifah Abbasiyah di Bagdad, sehingga dihukum mati, karena ekstasisnya “Ana Al-Haqq” (AkulahTuhan)
- Hingga sekarang, status kematian Al-Hallaj masih misteri antara pro dan kontra

b. tokoh islam di bidang tasawuf moderat
tasawuf muderat atau tasawuf sunni yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-Qur’an dan Sunah. Karakteristik tasawuf ini adalah terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan Al-Qur’an dan Hadis, mengontrol perilaku, lintasan hati serta pengetahuan denan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendatnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca Syari’ah.
Tasawuf ini berawal dari zuhud, kemudian tasawuf dan berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, adalah merupakan tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syekh Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.
Tasawuf ini juga dinamakan tasawuf nazhori (teori), demikian, karena tasawuf Islam terbagi kepada nazhari dan amali (praktek). Dan hal ini tidak berarti bahwa tasawuf nazhori ini kosong dari sisi praktis. Istilah teori ini hanya melambangkan bahwa tasawuf belum menjadi bentuk thoreqoh (tarbiyah kolekltif) secara terorganisir seperti toreqoh yang terjadi sekarang ini.

Tokoh – Tokoh Tasawuf Moderat :
A. Junaid Al-Baghdadi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim al-Junaidi bin Muhammad al-Kazza al-nihawandi. Dia lahir dan tumbuh di Irak. Dia meninggal di Baghdad pada tahun 207/910 M. Beliau adalah putra pedagang barang pecaah belah dan keponakan Surri al-Saqti yang sekaligus sebagai gurunya. Surri al-Saqti memberikan amanat kepada Junaid al-Baghdadi untuk tampil dimuka umum.
Dia adalah seorang yang sangat faqih, sering memberi fatwa sesuai apa yang dianutnya, madzhab abu sauri, serta teman akrab Imam Syafi’i. Beliau juga seorang sufi yang mempunyai wawasan yang luas terhadap ajaran tasawuf, mampu membahas secara mendalam khusus tentang paham tauhid dan fana’.
Pendapat-pendapatnya dalam masalah ini banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab biografi para sufi antara lain, yang diriwayatkan oleh al-Qusyairi : “Orang-orang yang mengesakan Allah adalah mereka yang merealisasikan keesaan-Nya dalam arti sempurna, meyakini bahwa Dia adalah Yang Maha Esa, dia tidak beranak dan diperanakkan.” Disini memberikan pengertian tauhid yang hakiki. Menurutnya, adalah buah dari fana’ terhadap semua yang selain Allah. Dalam hal ini dia menegaskan Al-Junaid juga menandaskan bahwa tasawuf berarti “Allah akan menyebabkan mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya.” Junaid al-Baghdadi menganggap bahwa tasawuf merupakan penyucian dan perjuangan kejiwaan yang tidak ada habis-habisnya.

B. Al-Qusyairi
Nama lenkapnya adalah Abdul Karim Al-Qusyairi an-Naisabury. Beliau lahir di Astawa pada bulan Rabiul Awal tahun 376 H atau 986 M. Beliau berguru pada mertuanya, dan para ulama diantaranya, beliau belajar fiqih dari Abu Abdurrahman Muhammad ibnu al-Husain dan belajar ilmu kalam dari Abu Bakar Muhammad ibnu al-Husain ulama yang ahli ushul fiqih. Dan juga ilmu Ushuluddin pada Abu Ishaq Ibrahim ibnu Muhammad. Al-Qusyairi cenderung mengembalikan tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah Wal Jama’ah juga penentang keras doktrin-doktrin ajaran mu’tazilah, Karamiyah, Mujassamah dan Syi’ah.
Al-Qusyairy juga mengkritik kebiasaan para sufi pada masanya yang selalu mengenakan pakaian layaknya orang miskin. Ia menekankan kesehatan batin dengan perpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini lebih disukainya daripada penampilan lahiriah yang memberi kesan zuhud, tapi hatinya tidak demikian. (lihat, Dr. Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Madkhal ilaa al-Tasawwuf al-Islam, cetakan ke-IV. Terbitan Dar al-Tsaqofah li an-Nasyr wa al-Tauzi, Kairo, 1983)
Dari sini dapat dipahami, Al-Qusyairy tidak mengharamkan kesenangan dunia, selama hal itu tidak memalingkan manusia dari mengingat Allah. Beliau tidak sependapat dengan para sufi yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya tidak diharamkan agama. Karena itu Al-Qusyairy menyatakan, penulisan karya monumentalnya Risalatul Qusyairiyah, termotinasi karena dirinya merasa sedih melihat persoalan yang menimpah dunia Tasawwuf. Namun dia tidak bermaksud menjelek-jelekkan seorang pun para sufi ketika itu.
Al-Qusyairi tutup usia di Naisabur pada pagi Hari ahad tanggal 16 Rabiul Awal 465H/1073 M, dalam usia 87 tahun.

c. Al-Ghazali
Nama lengkapnya Zainuddin Hujjatul-Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di Tous (Khurasan). Al-Ghazali dikenal luas sebagai peletak pilar ilmu Tasawuf Islam, dan berhasil menempatkan disiplin ilmu Tasawuf sejajar dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Al-Ghazali juga dikenal sebagai Faqih (ahli hukum), Mutakallim (ahli teologi), Filosof (ahli filsafat), di samping juga memiliki pengetahuan yang bersifat ensiklopedik. Tidak dapat dipungkiri, tokoh ini sangat produktif dalam menghasilkan tulisan. Dalam bidang filsafat bukunya yang sangat kritis terhadap para difilosof berjudul “Tahafut al-Falasifah” (kerancuan para filosof). Karya spektakulernya adalah Ihya Ulumuddin (kebangkitan ilmu-ilmu agama). Tulisan ini dapat dikategorikan sebagai pedoman bagi mereka yang ingin mengetahui Tasawuf dan Eika Islam. Karya ini ditulis seusai masa pengembaraan dalam mencari kebenaran, dan dengan proses penelusuran yang teliti, serta penguasaan begitu banyak disiplin ilmu Islam.
Karena al-Ghozali begitu mendalam dalam menitikberatkan nilai spiritual Tasawuf Islam, dan mengkritisi kaum filosof, maka tidak ada anggapan yang menilai bahwa al-Ghozali sebagai penghambat utama munculnya filosof Islam dan pemikiran rasional di kalangan umat Islam. Bahka satu hal yang tidak dapat disangkal bahwa kehadiran al-Ghozali dalam pentas pemikiran Islam telah mempengaruhi peta pemikiran dunia Islam. Dalam hal ini al-Ghozali telah berhasil memantapkan disiplin ilmu tasawuf beserta dan perkembangannya dalam dunia Islam.
Dari aspek teologi al-Ghozali menganut aliran sunni Asyariyah, yang didirikan oelh Abu al-Hasan al-Asy’ari; dalam sisi hukum menganut mazhab Syafi’i yang didirikan oleh pendirinya Abu Idris al-Syafi’i dan dalam tasawuf al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang beraliran moderat yang dirintis oleh sufi-sufi kenamaan seperti al-Harits al-Muhasiby, Abu al-Qasim al-Junaid, Abu Thalib alp-Makki, al-Qusyairi.
Akhirnya berkat kepiawaian al-Ghozali dalam memaparkan disiplin ilmu tasawuf dalam kaitannya dengan ajaran Islam, maka tokoh-tokoh tasawuf lainnya mulai dapat diterima oleh para fuqaha (ahli hukum) yang selama ini mencurigai gerak dan sikap para sufi. Bahkan lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa maraknya kelahiran tokoh-tokoh Tariqah (tarekat) seperti Sheikh Abdul Qadir al-Jailani, Abdul Hasan al-Shazili, Ahmad al-Badawi, tidak terlepas dari pengaruh pandangan-pandangan tasawuf al-Ghazali.

4. Tokoh dibidang Ilmu Pengetahuan
1. Al Farabi
Al farabi adalah tokoh cendekiawan muslim di bidang fisika dan filsafat. karya-karya tulis beliau sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih saat ini, sehingga buku-bukunya banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di seluruh penjuru dunia.
Al farabi nama lengkapnya adalah abu Nars Muhammad Al Farabi. Lahir di Wasij, salah satu desa di Farab, (Transoxania) pada tahun 870M.Ia berasal dari Turki dan tinggal selama 20 tahun di Bagdad (Irak), dalam rangka menuntut dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Pada tahun 950M beliau wafat dalam usia 80 tahun.

2. Ibnu Sina
Ibnu sina yang nama lengkapnya Abu Ali Husain bin Abdullah Ibnu Sina dilahirkan di suatu daerah dekat Bukhara yaitu Afahan pada tahun 980M. Ssarjana-sarjana barat menyebutnya "Avicena". Beliau adalah sarjana muslim yang ahli di bidang ilmu biologi, kedokteran dan filsafat.
Pada usia 20 tahun dia telah menulis sebuah esiklopedi tentang ilmu kedoteran yang dikenal dengan nama The Canon. Buku-buku lain yang ditulisnya adalah : Any Syifa, An Najat, Al Qanun. Dalam bahasa inggrisnya disebut Canon of Medicine.
Buku ini sampai akhir abad ke 17 dipakai sebagai standar oleh universitas-universitas di Eropa.
Ibnu sina wafat pada tahun 1037 namun walaupun beliau telah tiada, kehebatan dan keharuman namanya masih menggema sampai saat ini.

3. Al Biruni (973-1048)
Dia adalah seorang cendekiawan muslim yang meletakkan dasar-dasar ilmu perbintangan modern dan terbesar disepanjang sejarah.
Dia telah menentukan dengan teliti garis lintang dan garis bujur dan membicarakan kemungkinan bumi berputar pada sumbunya. Diselidiki pula olehnya kecepatan yang tak terhingga dari suara dan cahaya. dia tidak membatasi diri pada ilmu pasti dan ilmu perbintangan tapi juga berhasil menentukan berat jenis 18 batu permata, logam dan lain sebagainya.
Dari gambaran singkat diatas, jelaslah bagi kita bahwa para cendikiawan muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan warisan yang tak ternilai harganya bagi kehidupan manusia modern sampai sekarang dan terus berkembang sampai akhir zaman.
Namun demikian saut hal yang perlu diingat bahwa ilmu pengetahuan dan tenologi hendaklah dijadikan suatu mementum atau kesempatan untuk mempertebal keyakinan dan keimanan kita tentang kebesaran Allah SWT.

4. Ibnu Rushd (Averroes)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya :

  1. Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
  2. Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
  3. Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat).
5. Al-Khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

C. HIKMAH DAN PERILAKU YANG DIAMBILDARI PERKEMBANGAN ISLAM MASA KEJAYAAN

  1. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kesunggguhan dan dengan penuh disiplin, akan mampu mengantarkan pada kesuksesan besar. Karena umat islam memiliki landasan berpikir dengan dasar kebenaran mutlak dari Al-Qur’an dan Hadis. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis yang mendorong umat Islam untuk selalu bersikap sungguh-sungguh dan penuh disiplin dalam melakukan segala hal.
  2. Dengan semangat membaca, menulis, mencoba dan melakukan kegiatan keilmuan secara menyeluruh, akan mampu mengantarkan lahirnya umat Islam yang mahir, kuat dan terangkat posisinya pada derajat yang terhirnat. Seruan Allah swt. Dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 benar-benar akan menjadi bukti nyata dalam kehidupan umat Islam.
  3. Hanya dengan terwujudnya umat Islam yang mahir dibidang segala tingkat keilmuan, umat islam akan menjadi umat yang kuat,sehingga keberadaannya tidak menjadi beban orang lain. Sebaliknya akan mampu menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari ancaman berubahnya kidah dan sifat ketergantungan dalam segala hal.
  4. Agar umat Islam dapat mengambil kembali posisi kejayaan yang telah lama berpindah ke Negara barat, maka umat Islam harus menyadari dan sanggup menumbuhkan kembali tradisi penyebab kejayaan Islam masa lalu, melalu semangat mencintai ilmu, semangat melakukan kegiatan penerjemahan, berdiskusi, melakukan penelitian dan kegiatan keilmuan lainnya dengan didukung oleh kebijakan pemegang pemerintahan

No
Nama
Kelahiran dan kematian
Pemikiran /Hasil karya

1
-Abu Al-Qasim Al-junaid bin Muhammad Al-Kazzaz al-NIhawandi(JUnaid Al-Baghdadi)
-Lahir: di Nihawan tahun 210H/823M
-Wafat: di kota Baghdad tahun 297H/910M
-Karena kehebatannya, Al-Juna

D. Hikmah dan perilaku yang diambil dari perkembangan islam masa kejayaan


  1. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kesungguhan dan dsiplin akan mampu mengantarkan pada kesuksesan besar. Karena umat islam berpikir dengan landasan kebenaran Al-Quran dan Hadis. Banyak ayat-ayat yang mendorong umat islam selalu berpikir sungguh-sunggu dan disiplin dalam melakukan apapun
  2. Dengan semangat membaca, menulis, mencoba, melakukan kegiatan keilmuan secara meneyluruh maka mampu mengantarkan lahirnya umat islam yang mahir, kuat dan terangkat posisinya pada derajat terhrmat.
  3. Hanya dengan terwujudnya umat islam yang mahir segala bidang keilmuan, umat islam akan menjadi umat yang kuat, sehingga keberadaan nya tidak menjadi beban orang lain.
  4. Agar umat islam dapat mengambila kembali pposisi kejayaan yang telah lama berpindah kenegara barat, maka umat islam harus menyadari dan sanggup menumbuhkan kembali tradisi penyebab kejayaan islam masa lalu, melalui semangat cinta ilmu, semangat membaca, semangat melakukan kegiatan penerjemah, berdiskusi, melakukan kegiatan penerjemah, dan kegiatan keilmuan lainnya yang didukung oleh kebijakan pemegang pemerintahan.


E . KESIMPULAN

Perkembangan islam masa kejayaan sekitar tahun 750-1258 M. Faktor-faktor yang mendorong islam mengalami masa kejayaan seperti: dorongan membaca iqra, ilmu berasaskan tauhid, panduan Al-Quran dan sunah, keterbukaan dan kreativitas umat islam, gerakan penerjemah.
Hal yang berpengaruh pada pemebntukan dan pergerakan umat islam adalah kebijakan khalifah, respon umat islam dan tokoh-tokoh islam yang berpengaruh dibidang tauhid, fikih, akhlak, pengetahuan.
Dan juga hikmah yang dapat diambil umat islam pada masa kejayaan seperti: segala susatu yang dilakukan disiplin akan menghantarkan kesuksesan besar,dengan semangat membaca, menulis, dan lain-lain akan terangkat derajatnya, dan lain-lain

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relasi Parsial Order (POSET)

Resensi Film Soekarno